Pengusung Atheis Israel (TempoInteraktif.com) |
Kali ini giliran orang-orang yang ingin mengumumkan diri mereka "tanpa agama" atau atheis. Gerakan yang digalang oleh penyair Oded Carmeli melalui Facebook ini sudah mendapat dukungan 600 orang. Mereka menyatakan akan datang dalam acara itu.
“Secara pribadi, saya seorang atheis. Saya bangsa Yahudi, tapi saya bukan beragama Yahudi,” kata Carmeli. Meski mengakui gerakan itu simbolik, ia menyatakan gerakan ini dapat digunakan untuk mendesak pemerintah memisahkan antara urusan agama dan negara.
Rencana protes menjadi atheis ini muncul setelah pengarang buku Yoran Kaniuk mendapat pengakuan status "tanpa agama" dari Kementerian Dalam Negeri Israel. Pengakuan itu diperoleh setelah ia mengajukan gugatan ke Pengadilan Tel Aviv.
Carmeli menegaskan pihaknya juga ingin memprotes dominasi kelompok Yahudi Orthodoks yang bisa menentukan status orang sebagai Yahudi dan mengatur urusan perkawinan, perceraian, dan pemakaman. Kendali grup orthodoks ini tidak hanya berlaku di kehidupan sosial, tapi juga politik dan militer.
“Protes ini bukan sekadar mempertahankan Israel sebagai negara demokratis, tapi juga membela karakter Yahudi yang mengizinkan orang-orangnya untuk hidup sesuai dengan agama dan keyakinan mereka,” ujar Carmeli.
Sumber: http://www.tempointeraktif.com/hg/timteng/2011/10/09/brk,20111009-360581,id.html
Pengusung Atheis Israel (TempoInteraktif.com)
Atheis Menjadi Agama Yang Diakui di Israel. 600 Orang Siap Menjadi Atheis. Kawasan elite Rotschild di jantung Ibu Kota Tel Aviv, Israel, mungkin bakal menjadi perkampungan tenda lagi. Padahal belum sepekan tenda-tenda milik pengunjuk rasa antikenaikan harga rumah yang berdemonstrasi sejak Juli lalu pergi dari sana.
Kali ini giliran orang-orang yang ingin mengumumkan diri mereka "tanpa agama" atau atheis. Gerakan yang digalang oleh penyair Oded Carmeli melalui Facebook ini sudah mendapat dukungan 600 orang. Mereka menyatakan akan datang dalam acara itu.
“Secara pribadi, saya seorang atheis. Saya bangsa Yahudi, tapi saya bukan beragama Yahudi,” kata Carmeli. Meski mengakui gerakan itu simbolik, ia menyatakan gerakan ini dapat digunakan untuk mendesak pemerintah memisahkan antara urusan agama dan negara.
Rencana protes menjadi atheis ini muncul setelah pengarang buku Yoran Kaniuk mendapat pengakuan status "tanpa agama" dari Kementerian Dalam Negeri Israel. Pengakuan itu diperoleh setelah ia mengajukan gugatan ke Pengadilan Tel Aviv.
Carmeli menegaskan pihaknya juga ingin memprotes dominasi kelompok Yahudi Orthodoks yang bisa menentukan status orang sebagai Yahudi dan mengatur urusan perkawinan, perceraian, dan pemakaman. Kendali grup orthodoks ini tidak hanya berlaku di kehidupan sosial, tapi juga politik dan militer.
“Protes ini bukan sekadar mempertahankan Israel sebagai negara demokratis, tapi juga membela karakter Yahudi yang mengizinkan orang-orangnya untuk hidup sesuai dengan agama dan keyakinan mereka,” ujar Carmeli.
Sumber: http://www.tempointeraktif.com/hg/timteng/2011/10/09/brk,20111009-360581,id.html
0 comments:
Posting Komentar